Minggu, 18 Juli 2010

D O 'A

00.09 AM

dalam do'a
ku pohonkan seribu harapan
akan hal hal indah pada hari

dalam do'a

ku haturkan kebaikan-kebaikan
pada jiwa yang melayang-layang

dalam do'a

kuharapkan senyum abadi
yang tyada usai terpuja

dalam do'a
dengan ketulusan hati
kuucap pada tepi janji

- Dj -
Selengkapnya...

Kamis, 15 Juli 2010

Yesterday when I was young

19.00

"It seems the love I've known,
has always been the most destructive kind.
I guess that's why now,
I feel so old before my time."

Yesterday, when I was young,
The taste of life was sweet,
as rain upon my tongue,

I teased at life,
as if it were a foolish game,

The way the evening breeze may tease a candle flame


The thousand dreams I dreamed,
the splendid things I planned,
I always built, alas, on weak and shifting sand,
I lived by night, and shunned the naked light of day,
And only now, I see, how the years ran away

Yesterday, when I was young,

So many happy songs were waiting to be sung,

So many wild pleasures lay in store for me,

And so much pain, my dazzled eyes refused to see
I ran so fast that time,
and youth at last ran out,

I never stopped to think,
what life, was all about,
And every conversation, I can now recall,
Concerned itself with me, and nothing else at all


Yesterday, the moon was blue,
And every crazy day, brought something new to do,
I used my magic age, as if it were a wand,
And never saw the worst,
and the emptiness beyond

The game of love I played, with arrogance and pride,

And every flame I lit, too quickly, quickly died,

The friends I made, all seemed somehow to drift away,
And only I am left, on stage to end the play

There are so many songs in me,
that won't be sung,
I feel the bitter taste,
of tears upon my tongue,

The time has come for me to pay,

For yesterday, when I was young

@ Yesterday when i was Young , Dusty Springfield

- lagi nge'teh (tongtji) sore, dan "kegilaan nguping lagu ini"
hmmm, terasa waktu cepat melompat !

- Dj -


Selengkapnya...

Rabu, 14 Juli 2010

S e p i

Sepi itu rasa. Kondisi jiwa yang membeku. Keadaan dimana jiwa tak bahagia, walau sementara adanya. Rasa sepi datang saat kita tengah butuh kehadiran seseorang, entah teman, atau kekasih, atau seseorang di masa lalu kita, yang tiba-tiba hadir tatkala kita menghadapi sesuatu yang mengingatkan kita pada orang itu.

Sepi terasa bukan semata kesendirian. Kesendirian belum tentu sepi. Bahkan kesendirian kadang terasa ramai, terasa indah, terasa menentramkan. Seribu angan-angan seorang yang dimabuk cinta kala merindu dan berharap ada mesra perjumpaan , seribu khayal seorang yang memegang kertas undian lotere dan apa yang dilakukan kalau sampai memenangkan undian itu, atau ..(yang pasti) benak seorang penulis yang tengah dijejali imajinasi yang tak putus. Pada saat begitulah, jiwa terasa ramai, terasa hangat walau itu hanya hadir di bayangan maya sekelilingnya.

Sepi bisa hadir di tengah keramaian. kadang kita merasa sepi walau di tengah orang-orang yang tidak asing bagi kita. Bahkan tatkla kita ada dikerumunan sahabat kita dan ramai akrab dalam acara suka cita, tak bisa kita sembunyikan jiwa yang sepi. dan biasanya, kesepian itu hingap tiba-tiba di jiwa karena tanpa segajaja kita mengingat sesuatu yang mungkin membuat goresan di jiwa yang sangat dalam. kalau sudah begitu, bahkan joke teman yang paling konyolpun terasa hambar. Dan kita berusaha memberi secuil senyum kita untuk menutupi kepuraan sepi itu.


hmmm, sedang meratapi sepi kah jiwa anda sore ini?....

ada baiknya anda duduk di teras rumah, nikmati udara senja, dan hirup teh ( tongtji) hangat di cangkir anda. kosongkan sejenak pikiran anda pada ranting pohon yang bergoyang dan burung yang bergegas pulang menuju sangkarnya.

Hal sederhana yang akan mengusir sepi anda. Setidaknya di senja indah ini.


Salam hangat !
Selengkapnya...

Minggu, 11 Juli 2010

Dangdut (II)


22.05
Lagi buntu nerusin naskah.

Akhirnya cuma bisa
nyantai donlot lagu sambil nerusin dengerin dangdut. he..he..he..

Aku terlahir dengan iringan dangdut. Di satu lingkungan komunitas Betawi di pinggiran Jakarta yang notabene doyan musik dangdut. Menurut alkisah almarhumah emakku, saat aku lahir , tetangga rumah sedang hajatan kawinan yang nanggap hiburan panggung dangdut yang kala itu menampilkan biduan Titiek Sandora dan Muchsin Alatas. Sedikit bikin keributan, saat keramaian sebagian tamu kondangan heboh bubar gantian menengok ke rumah dimana terdengar tangisan keras bayi bandel menyapa dunia, menandingi berisik dangdut. Dan masih kata alkisah emakku, pada detik itu si jelita Tietiek tengah menyenandungkan Mari Bermain Tali -nya dengan gaya kenes dan kemayunya yang memang menjadi ciri khasnya dalam bernyanyi.

Mari bermain tali
dekat rumpun bambu
pegang,pegang tali
jangan pegang diriku ....

Dan karena masa pertumbuhan di lingkungan yang sana-sini radionya menyetel lagu dangdut, jadilah semua peristiwa masa kecil-ku teriring lagu-lagu dangdut. Jadi bukan mauku kalau soundtrack masa kecil itu berdangdut ..( maunya sih musik2 macam bethoven, mozart atau Vivaldi....wkwkwkkw ) . Ya gitulah, main kelereng denger Datang Untuk Pergi si Elvi , Main layangan teriring Darah Muda bang Rhoma , pergi ngaji ( ehm) bersama Buaya nya Rita Sugiarto, Jualan es mambo keliling ( hiks!) diikuti Bunga Dahlia - nya Ida Laila. Semua dangdut dan serba dangdut! ...he..he

Biar kata hidup kekurangan, Emakku kadang menyisihkan uangnya untuk membeli kaset kaset lagu yang sedang ngetop waktu itu macam Tetty Kadi ( induk dari grup Numata ) , Favourite Grup, Dloyd dll . Dan yang sampai saat ini aku hafal bungkus kaset hingga lagu lagunya , adalah Album koleksi lagu Ida Laila masa itu , yang lagu-lagunya macam Berkelana, Bunga Dahlia, Pergi Tanpa Pesan, Bukan Jodohku , Siksa Kubur,...etc. yang kurasa kala mendengar musik, syair dan vocal dari Bu Ida Laila ini hanya satu kesan tercipta : menghiba dan ketakberdayaan .... satu sisi kepahitan hidup! hiks! , coba anda simak lagu Berkelana ini :

....Berita yang kau kirimkan
melinangkan air mataku
setelah kubaca ku tak sadar diri

Beginikah sesudahnya
kau tinggalkan aku sendiri
hidup berkelana
mencari naungan
dan sesuap nasi

hmm, kadang temanku bilang aku itu norak dan kampungan karena memperdengarkan lagu-lagu dangdut 'aneh' seperti ini. Lagu dangdut yang memang kadang orang kebanyakan tidak tahu 'kapan' atau di 'zaman apa' lagu ini beredar. Karena secara umum dangdut itu buat mereka adalah ya lagu-lagu yang beredar di KDI dangdut , Dangdut Dadakan dan acara sejenis lainnya. Mereka tidak tahu bahwa lagu-lagu itu mungkin salah satunya sudah beredar sekian dasawarsa lampau dan di bawakan kembali dengan tata musik yang menurut mereka begitu megah.
Tapi tidak buatku! karena menurutku, sebuah lagu dicipta untuk satu waktu, untuk satu zaman dan untuk satu peristiwa. Jadi sesederhana apapun musik yang diarangger waktu itu, ya begitulah keadaaanya dan tak mungkin tergantikan. Mendengar lagu Koes Plus, ya lagu dengan musik improve nada organ satu dua satu duanya Tomy Koeswoyo , atau lagu Sampai Pagi nya Rhoma/Elvi ya harus berdenting mandolin tang ting tang ting.... semua itu tak bisa tergantikan. karena lagu adalah Pengiring satu generasi. Pengiring zaman.

Dan tak bisa terbantahkan , bahwa masa kecilku saat itu sarat lagu-lagu dangdut. Dan bila saat ini aku mendengar satu lagu 'dangdut asli' , maka secara sontak kenangan masa kecil itu akan hadir tanpa di minta lengkap dengan detil peristiwa nya. Karena hawa magis musiknya itu mampu meresap hingga sumsum kenanganku.
seperti lagu yang aku dengar saat ini ......

" kubawa selalu kubawa
namamu di dalam hatiku
kemanapun kumelangkah
kubawa, selalu kubawa
namamu di dalam hatiku

tak seharipun berlalu tanpa bayanganmu
tak semimpipun berlalu tanpa dirimu

terbayang, selalu terbayang wajahmu
di dalam ingatan
kemana saja ku melangkah
terbayang selalu terbayang
wajahmu di dalam ingatan

@Kubawa , Elvi Sukaesih

Hmm, demikianlah Depok,
setidaknya malam inipun anda sedang terbayang-bayang...xxixiix ( ma sapa kek!)


salam Kubawa !



Selengkapnya...

Jumat, 09 Juli 2010

Dangdut ( I )


01.00 AM
Lagi seneng dengerin lagu dangdut.

Tadi juga
nyempetin ke 4shared.com buat cari-lagu dangdut lama. Dapet langsung puter. kebanyakan yang aku cari dangdut nostalgia 60an, 70 an hingga 80an. kalo yang tahun 90 kesini, dah gak suka, lantaran sudah terkontaminasi, atau kalo nggak udah di remix musiknya ( satu jenis karya yang paling ku benci , apalagi pake di house-in segala, bikin lagu itu kehilangan jiwanya). Sampai awal tahun 90'an, dangdut masih asik. Masih ada pelaku-pelaku perdangdutan jaman dahulu malang melintang bertahan dari gempuran seniman dangdut yang sok membawa mahzab modern, tapi justru jadi kampungan nuansanya. Syair sekenanya, musik yang penting berisik, dan - ini yg paling parah- biduannya yang pas-pasan vokalnya mengandalkan senjata goyang buat nutupin kekurangannya. So, jadilah musik dangdut bukan lagi seni, melainkan hiburan.

Dangdut adalah mendayu, dangdut adalah
kemayu dan dangdut adalah alunan suling bambu. Musik dan syairnya adalah ungkapan romantis kaum bawah. Kaum yang pas-pasan mengerti arti sastra kata, tapi berusaha untuk beromantis ria, agar masih layak dan lengkap sebagai manusia. Karena pada dasaranya semua manusia itu romantis, setidaknya punya sisi romantis.

hmmm, dapet satu lagi nih... selesai download!
Judul lagunya "tak sebening kaca" milik Leo Waldy.

Suatu ketika, aku pernah kerja di bilangan Kota Tua Jakut sebagai pengecat buldozer. Nah di suatu malam yang iseng, seorang operator buldozer yang habis gajian (
dan lama menetap di hutan sumatera) mengajakku jalan-jalan. Dia tak bilang mau pergi kemana, yang penting ikut. Nggak taunya ngajak ke lokalisasi pelacuran liar di daerah Bios di pinggir rel kereta. Sialan! sampai di sana, dia langsung berburu wanita pemuas nafsu sesaat, dan langsung menghilang diantara gubuk-gubuk sepanjang rel, meninggalkanku dengan 3 botol Anker bir di satu warung remang dadakan di tempat itu. Seorang wanita mendekatiku, mengajakku seperti apa yang dilakukan temanku, sumpah mati! aku ketakutan! Aku baru 20 tahun saat itu, masih polos ( wkwkw.... ) dan melihat wajah perempuan tersebut diantara keremangan lampu, mungkin usianya 30an dengan dandanan menor dan rambut dibiarkan terurai.
Oh,ya di tempat itu, sepanjang rel yang kumaksud , selain wanita-wanita yang menjadi suguhan utama bisnis malam, warung-warung remang berbangku panjang seadanya , ada juga barisan lapak judi koprok dan rolet yang laris di kerumuni pengemarnya. Setiap malam, ada aparat dari berbagai kesatuan melintas dan meminta pajak dari usaha hiburan maksiat rakyat kecil dadakan tersebut.


Tapi ternyata ada juga sesuatu yang special di situ, dan ini yang membuat aku betah menunggu teman
sialanku tadi. Di satu sudut dekat aku duduk, berdiri panggung selutut ala kadarnya dengan iringan musik pengamen gerobak keliling membawakan lagu-lagu dangdut dengan jenis lagu yang aku bahas tadi, ..mendayu, romantis. Lagu lagu semacam Bimbang,Gedung Tua, Berdarah Lagi ( Elvi S ) , Sedih Sekali,
Sendiri, Penantian, ( Mansyur S ) atau Deritaku, Gelandangan, Kegagalan Cinta ( Rhoma ) dibawakan sepenuh hati oleh penyanyi yang hebatnya, adalah wanita wanita malam di situ yang menunggu pelanggan ranjangnya. Mungkin karena itulah, lagu-lagu itu di nyanyikan mereka dengan segenap perasaan, ungkapan keseharian hidup yang pahit.

Merasa tak ada respon dari aku, akhirnya wanita stw itu hanya minta segelas bir dan mengambil sebatang rokok Djarum superku langsung menyalakan di sela bibirnya yang merah membara lipstiknya.

" makasih, ya mas "
dia bangkit dan pamitan
" iya, sama-sama ..."
aku menatap wajahnya
" terus terang, saya nggak punya duit , ....buat bayar bir sama rokok mas ini,...
saya mau nyanyi buat mas,.... dengerin ya"


Aku hanya tersenyum, karena aku kira dia tak serius.

Tapi aku lihat, dia berjalan mantap menuju panggung, pas ketika seorang penyanyi turun giliran.
Wanita-ku itu naik kepanggung dan langsung meraih mic - dan sepertinya para pengiring musik sudah tahu, lagu apa yang akan dinyanyikan wanita yang tadi mencoba merayu dan membujukku untuk sekedar mendapatkan recehan buat hidup nya esok hari.

Dahsyat! suara wanita penjaja tubuh itu bukanlah penyanyi suara asal-asalan. Dia bisa mengikuti tinggi rendah suara musik. Dia bernyanyi dengan sepenuh jiwa, walau sesekali menghisap sisa rokok dariku tadi.

"saat mana kusebut namamu,

kau yang pernah singgah di hatiku
saat mana kukenang wajahmu,

kau yang pernah menyentuh jiwaku


padamu yang aku dambakan, dalam hidup ini ..."


Wahai! kata-kata itu, dengarlah! ..bahkan dangdut pun punya syair seromantis itu. ......
( sekian tahun kemudian baru aku tahu judul lagunya ..
Ditelan Alam )

Hmmm, Depok dah larut!

tapi dangdutku belum berhenti, ..well, kita lanjutkan lain kali.
Sekarang, biarkan aku asik sebentar menggoyangkan benak.


" Saat mana kuterjaga mimpi
dalam bayang kau hadir kembali
saat mana kusendiri lagi
dalam malam yang sesunyi ini ..."

Termangu sendiri dengar syair itu , ..jadi keingetan yang enggak-enggak ...xixixixixi!


Salam Dangdut semua !



Selengkapnya...

Selasa, 06 Juli 2010

Seroja


Seroja atau lotus (Nelumbo nucifera Gaertn.) adalah spesies tumbuhan air tahunan dari genusNelumbo yang berasal dari India. Di Indonesia tanaman ini sering kali disebut terataiNymphaea) walaupun sebenarnya keduanya tidak berkerabat. Seroja memiliki tangkai bunga tegak dan bunganya tidak mengapung di permukaan air, sebagaimana pada teratai. Seroja pernah dikenal dengan nama binomial Nelumbium speciosum (Willd.) atau Nymphaea nelumbo. ( wikipedia )

Stop!!!..Tapi kita gak ngobrolin sisi ilmu biologinya yak. mumet ngapalin nama latin-nya (wkwkwk....)
Bunga ini menjadi begitu romantis sepanjang masa, ketika dengan sepenuh jiwa mendiang Hussein Bawafie menggubah nya dalam satu lagu yang memakai judul nama bunga itu,Seroja, setengah abad lampau.

Dan hingga kini, entah sudah berapa penyanyi membawakannya kembali dan tetap saja lagu ini memikat. Syair sederhana menyerupai puisi pujian zaman kesusatraan pujangga baru yang sebenarnya tak nyambung antara bait satu dan bait selanjutnya. bait pertama dan kedua dari lagu itu hanya pengantar untuk bait selanjutnya yang memang berisi maksud dari gubahan si penciptanya pada lagu itu tentang seorang wanita yang tengah ngelamun kesambet asmara. Fiiuhh !

Barusan kita memang lagi bahas lagu itu, manakala teman ngobrol malam ini usai nonton Laskar Pelangi ( tentu saja hasil donlot-an) saat tokoh si Mahar menyanyikan lagu ini , temanku bertanya polos " Seroja itu lagu siapa,sih?" . aku menyebut nama 'Said Effendi' , karena yang aku tahu lagu itu populer dibawakan oleh penyanyi melayu itu. Mungkin karena selama ini temanku itu hanya akrab dengan lagu lagu yang musik dan arrangernya jauh terbalik jenisnya dengan lagu Seroja ini semacam Guns n roses, Mr. Big, atau 'si cabe merah' Red Hot chilli Peppers, lagu mendayu ini jadi sangat asing di telinganya. Dan buatnya segera kuputar lagu Seroja itu yg terakhir aku ingat dibawakan grup Amigos dengan gubahan musik lebih modernis dengan petikan gitar dan vocal penyanyi yang bernuansa merajuk.

Jadilah dia termangu menikmati lagu ini,sambil kulihat sesekali tersenyum sendiri. dan ketika lagu itu usai, ku dengar komentarnya ....

" Puter lagi dong lagunya..."

" siap!...." aku mereplay lagi.

...................

" mari menyusun seroja bunga seroja

hiasan sanggul remaja putri remaja

rupa naan elok, dimanja ..jangan dimanja

pujalah ia , oh sayang sekedar saja ......


dan selanjutnya dia tak protes ketika lagu itu berulang kali bolak-balik replay oleh si winamp.dan ketika sampai pada putaran ke enam, dia komentar lagi ....

" Lagunya sih sederhana, ya... tapi didengernya gimana gitu..."

hmmm,.... aku jadi inget , dulu pernah mengemukakan hal ini didepan sahabatku dulu tentang " indahnya kesederhanaan" ......ya, kesederhanaan sebuah karya yang nggak dibuat-buat sok unik, sok indie, sok kelainan ..... yang beberapa waktu aku terhanyut dengan sok kelainan yang justru berbuntut ke-lebay-an. biarkan saja kesederhanaan itu membuat satu keindahan seperti alur kisah film Laskar Pelangi ini. Toh, nilai keindahan itu relatif adanya bahkan cenderung subyektif bagi masing masing orang yang menikmatinya. Jadi tak ada acuan, kalau karya si anu itu pasti indah. tidak juga.

Sedikit kaget, saat teman ngobrol bertanya tentang lagu seroja tadi

"kalo menurut lu, gimana Jul ,lagu ini.."

" apanya?"

" ya apanya lah ...."

"mmmm... kalo buat gua, cuma sepotong syairnya yang bikin gua gak bosen sama ini lagu ini ..."

" syair yang mana??? ..."

" Janganlah engkau percaya dengan Asmara ...."

kembali temanku itu termangu.lebih termangu..

Subyektif-kah?


Salam Asmara!




Selengkapnya...

Senin, 05 Juli 2010

Rindu

00.05 AM
Rindu adalah bahasa jiwa. bahasa yang hanya dimengerti oleh si pemilik jiwa itu sendiri. Tak bisa dipaksa untuk datang, karena datangnya rindu juga tak bisa di tolak. Tak ada romantis yang terbangun seindah jiwa yang merindu. Karena bila rindu datang, seluruh jenis rasa yang menghuni jiwa akan mengalah dan memberikan porsi yang besar untuk di huni oleh si rindu.

Malam ini perasaan itu datang. aku tak berdaya. mencoba mengusirnya dengan menyalakan winamp berisi koleksi lagu, tapi pada satu lagu justru mengingatkan padanya yang membuat rindu terbit lagi. Ku stel TV , malah ada acara yang si dia suka, terbit lagi si rindu. ku matikan. Mencoba membaca buku,.... lho, inikan buku pemberian si dia,... duh, ku buang buku itu. serba salah! serba salah! akhirnya hanya duduk-duduk di pintu pagar , merokok. tenang sebentar, senyap... karena gelap. Sial! tukang mie ayam lewat! .... waktu bersama dulu, kami sering bertemu di jajanan tepi danau cibubur sambil makan mie ayam... apapun!apapun !....secepat itukah otak kita menangkap sinyal pada sesuatu yang ujungnya menerbitkan rindu! .... sedahsyat itukah saat Jiwa dirasuki rindu.

berbahagialah anda yang masih terjangkiti rindu. Jiwa anda masih sehat. konon ada penelitian bahwa rindu membuat usia kita panjang. karena rindu, berarti anda masih punya harapan dalam hidup. karena rindu, mimpi-mimpi anda menjadi indah.

-----------------------------------------------------------------------

Break sebentar!!!!!,... liat Jihan Fahira di trans 7 (my fantasy lady ...xixixix...) -----------------------------------------------------------------------

oke, terusin ..... menyakitkan memang rindu pada seseorang itu! bagai menyimpan bara dalam sekam ( pada tau sekam gak? ... itu lho timbunan sampah kulit padi yang kering ) yang makin lama makin besar dan siap berkobar bila saatnya tiba. Tapi lebih menyakitkan lagi apabila anda tak lagi di rindu-i oleh seseorang. Kiamat namanya!

hmmm, apakah malam ini anda sedang rindu?... bila ya, nikmati siksaan itu, jangan di lawan. semakin anda melawan, semakin rindu itu gencar mengunci jiwa anda dari segala arah. Tapi juga jangan berlarut-larut karena dibelakang rindu itu ada mahluk lelembut ( sebangsa Jin kayaknya) yang siap merasuki benak anda yang terbengong tak menentu.
romantis nggak, kesurupan iya ...he..he..he ..
solusinya? ambil 4 butir ctm 500 mg, tenggak dengan air hangat, dan biarkan kekosongan jiwa melayang..... zzz.......zzz.......zzzzz.....( bobo maksudnya he..he... )

Ah, Depok udah larut ...
dan aku juga tak mau larut dalam rindu. di speaker simbada, si Heart masih menyisakan sepotong syairnya ........


Till now I always got by on my own
I never really cared until I met you
And now it chills me to the bone
How do I get you alone
How do I get you alone
Alone
Alone ........


Wahai! jiwa yang merindu-rindu


salam rindu semua..! Selengkapnya...

Jumat, 02 Juli 2010

Malam ( II )

10 lembar untuk malam ini. Cukup dulu. Otak, pundak dan jari pegal semua. Hasil khayalan berupa sususan kata itu belum aku koreksi semua. Biar aja dulu. Yang penting cerita sudah terbangun. Tokoh tokoh di cerita biar ngaso dulu. Capek setelah jumpalitan menghindari serangan musuhnya.
Keluar sebentar nongkrong di pinggir jalan menghabiskan hisapan rokok yang kurasa sudah tak terasa lagi karena kebanyakan. Aku tak mau melihat ke atas, karena sudah yakin, bahwa Bulan tak mungkin ada karena tadi sempat gerimis kecil jatuh... ah, kemana juga temanku itu.

Satu dua di utara, bintang lemah berpijar bagai lilin. Lemah.
sepertinya dia tak rela padam karena perjalanan belum berhenti. Masih ada lambai pengharapan yang dituju. Sempat teraih sesuatu yang diimpikan dulu, walau kandas lagi. Dan kini coba menunggu dan berharap untuk mendapatkan kesempatan berpijar lagi.

hmmm,... bukankah ini malam 4 juli ???? ah, baru sadar aku ( jarang liat kalender). Tadi di detik.com ada berita rakyat negeri Amrik berkoar-koar menyambut Born On Fourth Of July ... ya, perayaan 4 Juli . Independence Day mereka.

Di sinipun ada yang berarti untuk 4 Juli , karena dulu di pinggir jakarta, di tengah pemukiman Betawi asli , seorang bocah lelaki bandel lahir meramaikan dunia. Bertualang sendiri dari tempat satu ke tempat yang lain, dari satu cita ke cita yang lain, dari satu hati ke hati yang lain , dari satu wanita ke ... halah!!

Sarat dengan rasa, sarat dengan sedih dan tawa. Dan sesekali mentertawai dunia.


Selalu sendiri dan kembali sendiri.

Ah, warna warni kekanakan yang tak pernah dewasa. Terasa pahit getir terjalani saja dengan tawa nan tak usai, karena hidup hanya satu permainan yang harus di nikmati, karena hidup adalah anugerah dan mukjizat yang harus di syukuri, sesusah apapun itu.

Dan bocah lelaki bandel itu masih di sini. Menulis, menyapa dunia, menyapa Anda.


Happy B Day , ya sayang.... Karenamu, dunia tetap ceria. karenamu, dunia tetap merindu.


Salam damai, 4 Juli !



Selengkapnya...

Pasar Malam

00.15 AM

Sudah hampir satu minggu , keramaian itu ada di lapangan dekat rumah. beberapa permainan anak di gelar seusai ba'da ashar hingga jam 9 malam. Nggak banyak sih mainan anak yang ada di situ, ada kereta , kincir , korsel , mandi bola dan mancing ikan yang moncongnya di beri paku agar bisa menempel pada mata kail yang terbuat dari magnet. Rame memang. apalagi saat liburan sekolah begini. dan keramaian pun ditambah dengan para pedagang makanan , mainan dan asesoris seadanya , yang ikut nimbrung mencari recehan rezeki. Sore tadi aku aku berkesempatan membawa Semesta ke situ. berbekal dana Rp.20.000; cukup membuat anak itu mencoba semua permainan plus pulang dengan balon Spiderman kesukaannya.

Hmmm, pasar malam kecil itu, ternyata memang berguna juga kehadirannya menghibur kaum ekonomi lemah untuk membahagiakan anak-anaknya. Terlihat bocah-bocah itu bersemangat turun naik dengan ceria yang hanya mereka saja yang tahu bahasa keceriaannya tersebut.


Jadi inget waktu kecil.

Dulu , namanya juga kampung pelosok
( kaki gunung Merapi ) kehadiran pasar malam di wilayah kami, adalah hiburan sensasional yang jarang di jumpai bahkan belum tentu setahun sekali ada.
Dan sebagai bocah lelaki normal yang nakal, dengan duit yang pas-pasan , aku membeli satu tiket yang kemudian aku foto copy menjadi beberapa lembar hingga aku berhasil membawa enam teman untuk mengelabui penjaga Museum Horror (hiburan kesukaanku di pasar malam itu) agar bisa masuk gratis. Nakal banget ya... ( maaf lho mas Horror) . aku sengaja mengajak mereka masuk di malam hari, dengan pikiran, bahwa kalau malam si penjaga itu tidak teliti melihat kertas lembaran karcis yang sebagian aku palsukan. jadilah kami berenam masuk mencari sensasi dunia seram dimuseum itu.
Didalam museum horror itu sendiri, dengan ruang yang tertutup rapat dari luar, suasana seram terbangun dengan penerangan lampu putih keunguan. Di sana sini ada gundukan tanah dengan nisan dan pohon khas dikuburan. Asap putih tersinari lampu remang, jadilah hawa menakutkan tersaji. mahluk-mahluk ( ada tengkorak maju mundur, pocong berseragam putih bersandar di sudut bergoyang kanan kiri, dan genderuwo gondrong berjubah hitam ) siap menakuti para pengunjung yang melintasi jalan yang hanya cukup untuk satu orang.
Waktu mau masuk, kami berkoar gagah berani bahwa itu semua tak menakutkan. Tapi begitu di dalam, serempak nyalipun ciut berbarengan. Dan celakanya, salah satu temanku membawa adiknya yang masih kecil, yang ngotot untuk ikut masuk.
Dan klimaks nya! Karena ketakutan dengan suasana dan mahluk yang mengagetkan, kamipun blingsatan masing masing menyelamatkan diri berlari menuju pintu keluar. Aku yang paling belakangan, karena tadi harus mengurusi tiket dulu. Dan di depanku, adik temanku yang masih kecil itu terjatuh sambil menangis teriak-teriak ketakutan. aku panik! teman-temanku sudah berlari keluar. Melihat anak kecil menangis jengker ketakutan, spontan dua orang yang memerankan Genderuwo dan pocong berniat menolong anak itu. tak sadar kalau mereka mengenakan kostum yang memang untuk menakutkan pengunjung. Demi didekati kedua mahluk itu, anak kecil itupun makin histeris! kedua orang itu pun kebingungan juga, merasa bersalah dan tak tahu bagaimana menolongnya.

Pada akhirnya, dengan sedikit paksa, si pocong meraih anak itu yang tentu saja masih meraung menangis, dan membopongnya pintu keluar. orang orang yang antri tiket museum sempat melihat orang berkostum pocong keluar dari museum nya , serta merta mereka menyoraki ramai-ramai karena penyamarannya ketahuan oleh pengunjung yang mau masuk.

" Wooiii...itu pocongnya!..itu pocongnya keliatan!!" teriak mereka

dan si pocong yang tengsin kepergok itupun hanya menggerutu

" Brengsek emang tuh anak-anak...!!"

Ah, masa kecil yang nakal ... tak terlupakan.




Salam nakal semua.


Selengkapnya...

Malam ( I )


01.00 AM
Nggak ada yang berubah buat malam ini. Tadi sempat bulan jingga merebak di timur, tapi tenggelam lagi. mungkin sakit hati karena malam malam sebelumnya aku tak selera menengoknya. padahal dia sudah kenes bersolek -tetap dengan genitnya- menepati janji sempurnanya pada malamku. Malam ini aku mengharapnya, karena inspirasiku dibawa olehnya.
Beberapa kawan barusan pulang usai ngobrol sana - sini. Teh (Tongtji) di cangkir tinggal separuh, begitu kulihat naskah yang masih berkedip diujung kata terakhir minta di teruskan, hanya saja imajinasi buntu memaksa menutup naskah yang belum rampung juga.
Cukup lama aku nggak nulis. Berpuluh malam terlewati hanya membolak-balik data naskah yang sudah ada. padahal niat dan ide telah antri, tapi otak belum bisa menterjemahkan dalam bahasa tulisan. Dipaksa, yang ada hanya mata capek melototi media putih kosong, sementara pikiran melanglang nggak tahu juntrungannya ke rekening speedy, cicilan bank, ke servis monitor, ke temanku yang baru buka kios kue, ke sekolah usia dini, ke satu wajah yang ..... ah sudahlah . Padahal dengan yakin aku sudah menulis judul berikut draft nya tapi tak berkembang juga. huf!..


Tukang mie godog lewat dengan kentongan berisik. Tetangga sebelah pesan nasi goreng yang membuat sejenak berisik dengan kompor gas yang menderu dan trang treng suara wajan beradu dengan pengaduknya. Beberapa ojek motor melintas menutupi senyap yang sempat aku nikmati sambil menunggu kalau-kalau si bulan terbit lagi. ah, mendung sialan! kenapa nggak pergi juga.

Tapi memang malam ini , dan semoga malam berikutnya aku memang bertekad buat nuntasin tulisan novel ini. baru coba-coba sih aku nulis novel, setelah sekian lama berkutat dengan naskah skenario. ternyata lebih susah ya... padahal sebenarnya naskah novel ini pengembangan dari naskah yang sempat sekian tahun aku simpan. hmmm, mudah-mudahan ada penerbit yang sudi menerima novel ini.


Rokok kedelapan tuntas aku hisap. kubuang puntung sembarang. sekali lagi menoleh ke langit hitam, tetap gelap.
Ah, sudahlah , buat malam ini aku sudah frustasi, menunggu si Bulan tak tampak juga. nggak tahu kenapa, malam ini aku sangat rindu pada Bulan.

Selamat malam, Depok!
Janganlah sadis kau bajak Bulanku!
Selengkapnya...

Kamis, 01 Juli 2010

Di ambang sore



Dalam renunganku seorang
Diambang sore nan layu
Tiada bisikan kata tenang
Tamasya indahku bisu

Kesatu arah tertentu
Kulepaskan pandanganku
Ketempat janji bertemu
Simpang tiga rumpun bambu

Tiap sore kunantikan
Disimpang tiga titian
Dengan debar kasih sayang
Kata mesra pengharapan

Entah apakah sebabnya
Tiada khabar berita
Tujuh senja kunantikan
Namun dikau tiada datang

- Ismail Marzuki -
Selengkapnya...