Jumat, 02 Juli 2010

Pasar Malam

00.15 AM

Sudah hampir satu minggu , keramaian itu ada di lapangan dekat rumah. beberapa permainan anak di gelar seusai ba'da ashar hingga jam 9 malam. Nggak banyak sih mainan anak yang ada di situ, ada kereta , kincir , korsel , mandi bola dan mancing ikan yang moncongnya di beri paku agar bisa menempel pada mata kail yang terbuat dari magnet. Rame memang. apalagi saat liburan sekolah begini. dan keramaian pun ditambah dengan para pedagang makanan , mainan dan asesoris seadanya , yang ikut nimbrung mencari recehan rezeki. Sore tadi aku aku berkesempatan membawa Semesta ke situ. berbekal dana Rp.20.000; cukup membuat anak itu mencoba semua permainan plus pulang dengan balon Spiderman kesukaannya.

Hmmm, pasar malam kecil itu, ternyata memang berguna juga kehadirannya menghibur kaum ekonomi lemah untuk membahagiakan anak-anaknya. Terlihat bocah-bocah itu bersemangat turun naik dengan ceria yang hanya mereka saja yang tahu bahasa keceriaannya tersebut.


Jadi inget waktu kecil.

Dulu , namanya juga kampung pelosok
( kaki gunung Merapi ) kehadiran pasar malam di wilayah kami, adalah hiburan sensasional yang jarang di jumpai bahkan belum tentu setahun sekali ada.
Dan sebagai bocah lelaki normal yang nakal, dengan duit yang pas-pasan , aku membeli satu tiket yang kemudian aku foto copy menjadi beberapa lembar hingga aku berhasil membawa enam teman untuk mengelabui penjaga Museum Horror (hiburan kesukaanku di pasar malam itu) agar bisa masuk gratis. Nakal banget ya... ( maaf lho mas Horror) . aku sengaja mengajak mereka masuk di malam hari, dengan pikiran, bahwa kalau malam si penjaga itu tidak teliti melihat kertas lembaran karcis yang sebagian aku palsukan. jadilah kami berenam masuk mencari sensasi dunia seram dimuseum itu.
Didalam museum horror itu sendiri, dengan ruang yang tertutup rapat dari luar, suasana seram terbangun dengan penerangan lampu putih keunguan. Di sana sini ada gundukan tanah dengan nisan dan pohon khas dikuburan. Asap putih tersinari lampu remang, jadilah hawa menakutkan tersaji. mahluk-mahluk ( ada tengkorak maju mundur, pocong berseragam putih bersandar di sudut bergoyang kanan kiri, dan genderuwo gondrong berjubah hitam ) siap menakuti para pengunjung yang melintasi jalan yang hanya cukup untuk satu orang.
Waktu mau masuk, kami berkoar gagah berani bahwa itu semua tak menakutkan. Tapi begitu di dalam, serempak nyalipun ciut berbarengan. Dan celakanya, salah satu temanku membawa adiknya yang masih kecil, yang ngotot untuk ikut masuk.
Dan klimaks nya! Karena ketakutan dengan suasana dan mahluk yang mengagetkan, kamipun blingsatan masing masing menyelamatkan diri berlari menuju pintu keluar. Aku yang paling belakangan, karena tadi harus mengurusi tiket dulu. Dan di depanku, adik temanku yang masih kecil itu terjatuh sambil menangis teriak-teriak ketakutan. aku panik! teman-temanku sudah berlari keluar. Melihat anak kecil menangis jengker ketakutan, spontan dua orang yang memerankan Genderuwo dan pocong berniat menolong anak itu. tak sadar kalau mereka mengenakan kostum yang memang untuk menakutkan pengunjung. Demi didekati kedua mahluk itu, anak kecil itupun makin histeris! kedua orang itu pun kebingungan juga, merasa bersalah dan tak tahu bagaimana menolongnya.

Pada akhirnya, dengan sedikit paksa, si pocong meraih anak itu yang tentu saja masih meraung menangis, dan membopongnya pintu keluar. orang orang yang antri tiket museum sempat melihat orang berkostum pocong keluar dari museum nya , serta merta mereka menyoraki ramai-ramai karena penyamarannya ketahuan oleh pengunjung yang mau masuk.

" Wooiii...itu pocongnya!..itu pocongnya keliatan!!" teriak mereka

dan si pocong yang tengsin kepergok itupun hanya menggerutu

" Brengsek emang tuh anak-anak...!!"

Ah, masa kecil yang nakal ... tak terlupakan.




Salam nakal semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar