Rabu, 14 Juli 2010

S e p i

Sepi itu rasa. Kondisi jiwa yang membeku. Keadaan dimana jiwa tak bahagia, walau sementara adanya. Rasa sepi datang saat kita tengah butuh kehadiran seseorang, entah teman, atau kekasih, atau seseorang di masa lalu kita, yang tiba-tiba hadir tatkala kita menghadapi sesuatu yang mengingatkan kita pada orang itu.

Sepi terasa bukan semata kesendirian. Kesendirian belum tentu sepi. Bahkan kesendirian kadang terasa ramai, terasa indah, terasa menentramkan. Seribu angan-angan seorang yang dimabuk cinta kala merindu dan berharap ada mesra perjumpaan , seribu khayal seorang yang memegang kertas undian lotere dan apa yang dilakukan kalau sampai memenangkan undian itu, atau ..(yang pasti) benak seorang penulis yang tengah dijejali imajinasi yang tak putus. Pada saat begitulah, jiwa terasa ramai, terasa hangat walau itu hanya hadir di bayangan maya sekelilingnya.

Sepi bisa hadir di tengah keramaian. kadang kita merasa sepi walau di tengah orang-orang yang tidak asing bagi kita. Bahkan tatkla kita ada dikerumunan sahabat kita dan ramai akrab dalam acara suka cita, tak bisa kita sembunyikan jiwa yang sepi. dan biasanya, kesepian itu hingap tiba-tiba di jiwa karena tanpa segajaja kita mengingat sesuatu yang mungkin membuat goresan di jiwa yang sangat dalam. kalau sudah begitu, bahkan joke teman yang paling konyolpun terasa hambar. Dan kita berusaha memberi secuil senyum kita untuk menutupi kepuraan sepi itu.


hmmm, sedang meratapi sepi kah jiwa anda sore ini?....

ada baiknya anda duduk di teras rumah, nikmati udara senja, dan hirup teh ( tongtji) hangat di cangkir anda. kosongkan sejenak pikiran anda pada ranting pohon yang bergoyang dan burung yang bergegas pulang menuju sangkarnya.

Hal sederhana yang akan mengusir sepi anda. Setidaknya di senja indah ini.


Salam hangat !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar